GUNUNG MERAPI
A.GEOGRAFI GUNUNG MERAPI
Gunung Merapi (2914 meter) hingga saat ini masih dianggap sebagai gunung berapi aktif dan paling berbahaya di Indonesia, namun menawarkan panorama dan atraksi alam yang indah dan menakjubkan. Secara geografis terletak di perbatasan Kabupaten Sleman (DIY), Kabupaten Magelang (Jateng), Kabupaten Boyolali (Jateng) dan Kabupaten Klaten (Jateng). Berjarak 30 Km ke arah utara Kota Yogyakarta, 27 Km ke arah Timur dari Kota Magelang, 20 Km ke arah barat dari Kota Boyolali dan 25 Km ke arah utara dari Kota Klaten. Menurut Atlas Tropische Van Nederland lembar 21 (1938) terletak pada posisi geografi 7 derajad 32.5′ Lintang Selatan dan 110 derajad 26.5′ Bujur Timur. Dengan ketinggian 2914 m diatas permukaan air laut.
B.JURU KUNCI
Juru kunci Merapi adalah seorang abdi dalem Keraton Yogyakarta yang ditunjuk langsung oleh Sultan Kasultanan Yogyakarta untuk menjadi juru kunci di wilayah Gunung Merapi. jadi yang berwenang menunjuk juru kunci yaitu Sultan Kasultanan Yogyakarta.
Raden Ngabehi Surakso Hargo atau lebih dikenal dengan sebutan
Mbah Maridjan (nama asli:
Mas Penewu Surakso Hargo; lahir di Dukuh Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, 1927; meninggal di Sleman, Yogyakarta, 26 Oktober 2010 umur 83 tahun) adalah seorang juru kunci gunung Merapi. Amanah sebagai juru kunci ini diperoleh dari Sri Sultan Hamengkubuwana IX. Setiap gunung Merapi akan meletus, warga setempat selalu menunggu komando dari beliau untuk mengungsi.
Pada tahun 1970 Mbah Maridjan diangkat menjadi
abdi dalem Keraton Kesultanan Yogyakarta dan oleh Sultan Hamengku Buwono IX diberi nama baru, yaitu Mas Penewu Suraksohargo1. Pada saat itu, sebagai
abdi dalem, Mbah Maridjan diberi jabatan sebagai wakil juru kunci dengan pangkat Mantri Juru Kunci, mendampingi ayahnya yang menjabat sebagai juru kunci Gunung Merapi.
Pada saat menjadi wakil juru kunci, Mbah Maridjan sudah sering mewakili ayahnya untuk memimpin upacara ritual labuhan di puncak Gunung Merapi. Setelah ayahnya wafat, pada tanggal 3 Maret 1982, Mbah Maridjan diangkat menjadi juru kunci Gunung Merapi.
Sebagai seorang
abdi dalem Keraton Yogyakarta dengan jabatan juru kunci, Mbah Maridjan juga menunjukkan nilai-nilai kesetiaan tinggi. Meskipun Gunung Merapi memuntahkan lava pijar dan awan panas yang membahayakan manusia, dia bersikukuh tidak mau mengungsi.
Sikapnya yang terkesan mbalelo itu semata-mata sebagai wujud tanggung jawabnya terhadap tugas yang diamanatkan oleh Ngarsa Dalem.
C. AKTIVITAS
Gunung Merapi terletak di provinsi
Jawa Tengah dan
Yogyakarta (
yang nggak tau keterlaluan ). Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Meski terbilang cukup membahayakan karena “keaktifannya”, gunung Merapi ini membawa berkah seperti material pasir bagi masyarakat-masyarakat desa yang tinggal di lereng gunung pada ketinggian 1700 meter. Tidak hanya itu, Pemerintah Daerah juga mendapatkan berkah dari gunung yang satu ini, yakni sebagai objek wisata. Kini, Merapi termasuk kedalam kawasan Taman Nasional Gunung Merapi.
Gunung Merapi adalah gunung termuda dalam kumpulan gunung berapi di bagian selatan Pulau Jawa. Terletak di zona subduksi, dimana Lempeng Indo-Australia terus bergerake ke bawah lempeng Eurasia. Letusan di daerah ini sudah berlangsung sejak 400.000 tahun yang lalu, dan jenis letusannya adalah efusif, dan berubah menjadi eksplosif dengan lava kental yang membentuk kubah-kubah lava.
Letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali. Letusan-letusan Merapi yang dampaknya besar antara lain di tahun 1006, 1786, 1822, 1872, dan 1930. Letusan besar pada tahun 1006 membuat seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselubungi abu. Diperkirakan, letusan tersebut menyebabkan kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur. Letusannya di tahun 1930 menghancurkan 13 desa dan menewaskan 1400 orang.
Letusan pada November 1994 menyebabkan hembusan awan panas ke bawah hingga menjangkau beberapa desa dan memakan korban puluhan jiwa manusia. Letusan 19 Juli 1998 cukup besar namun mengarah ke atas sehingga tidak memakan korban jiwa. Catatan letusan terakhir gunung ini adalah pada tahun 2001-2003 berupa aktivitas tinggi yang berlangsung terus-menerus.
Letusan Gunung Merapi dari Tahun ke Tahun
Guguran Lava Gunung Merapi
Gunung Merapi terakhir meletus pada tahun 2006 silam. Sejak Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Menurut keterangan di Wikipedia, letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali.
Menurut Van Bemmelen (1949), pada tahun 1006, gunung Merapi meletus dan mengakibatkan seluruh bagian tengah Pulau Jawa diselimuti abu. Konon, akibat bencana ini, Kerajaan Mataram Kuno harus berpindah ke Jawa Timur.
Sejarah mencatat sekitar abad 9-11 Masehi, Gunung Merapi kembali meletus. Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah korban jiwa dalam letusan kali ini, diduga akibat letusan ini mengakibatkan candi-candi yang berada di kawasan sekitar Jawa Tengah bagian selatan terkubur akibat abu vulkanik ini.
Di tahun 1672 M Gunung Merapi meletus, akibat letusan itu 3000 orang meninggal dunia. Gunung Merapi kembali meletus dahsyat di tahun 1786, di tahun ini tidak tercatat secara jelas jumlah korban yang tewas akibat ledakan tersebut.
Pada tahun 1822, kembali Gunung Merapi meletus tercatat setidaknya 100 orang meninggal dunia. Hanya berselang 50 tahun tepatnya di tahun 1872, Gunung Merapi kembali menghamburkan abu vulkanik secara dahsyat akibatnya 200 orang meninggal dunia.
Di tahun 1930 letusan hebat kembali terjadi, kali ini aliran lava, piroklastika, dan lahar hujan, mengguyur dan menghancurkan 13 desa akibatnya 1400 orang tewas akibat peristiwa alam ini.
Selain letusan hebat diatas, setidaknya banyak letusan Gunung Merapi juga terjadi di tahun-tahun tersebut di bawah ini 1832 menewaskan 32 orang, 1872 ada 200 orang tewas, 1904 ada 16 orang tewas, 1920 ada 35 orang tewas, 1930 sebanyak 1.369 orang tewas, 1954 sebanyak 64 orang tewas dan luka 57 orang, 1961 sebanyak 6 orang tewas, 1969 ada 3 orang tewas, 1976 mengakibatkan 29 orang tewas dan luka 2 orang, 22 November 1994 sebanyak 66 orang tewas dan luka 6 orang, letusan 1997, 1998 dan 2001 tak mengakibatkan adanya korban. Sedangkan letusan bulan Mei 2006 mengakibatkan 2 orang meninggal.
D. DAMPAK GUNUNG MERAPI
1. DAMPAK POSITIF
1.1. Debu vulkanik dapat menyuburkan tanah dalam waktu beberapa tahun kedepan. Itu lah mengapa Indonesia termasuk daerah subur. Salah satu faktornya yaitu adanya gunung api.
1.2. Aktifitas gunung api dapat menghasilkan geothermal ato panas bumi yg sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari.
1.3. Sisa2 aktivitas gunung api dapat menghasikan bahan2 tambang yg berguna dan bernilai tinggi. Seperti belerang, batu pualam dan lain-lain
2. DAMPAK NEGATIF
Letusan gunung api dapat menyebabkan banyak korban jiwa.
Kalo letusannya dahsyat, debu vulkaniknya dapat menutupi atmosfer seperti pada letusan gunung Tambora dan Krakatau.
<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<<SEKIAN>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>